Minggu, 17 Juni 2012

Alasan Perlunya Konvergensi ke IFRS

           Selama ini masyarakat Indonesia menggunakan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang dibuat oleh IAI (Ikatan Akuntan Indonesia), baik dalam studi pembelajaran di bidang ilmu Akuntansi maupun di praktek sehari – hari. Namun saat ini SAK mulai mengalami pergeseran dengan masuknya suatu standar baru  yang namanya IFRS. Dan saat ini, Indonesia sendiri sudah mulai mengadaptasikan standar IFRS tersebut.
IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global yang diterbitkan oleh IASB (International Accounting Standard Board). Jika sebuah negara menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.
Tujuan IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan interim perusahaan untuk periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung informasi berkualitas tinggi yang:
  1. Menghasilkan transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan, 
  2. Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS,
  3. Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Menurut DSAK, pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkatan:
  1. Full Adoption pada tingkat ini suatu negara mengadopsi seluruh IFRS dan menterjemahkan word by word
  2. Adapted mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan dengan kondisi di suatu negara.
  3. Piecemeal, suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS, yaitu nomorstandar atau paragraf tertentu.
  4. Referenced , standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu denganbahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
  5. Not adoption at all, suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.

Indonesia belum sepenuhnya memberlakukan IFRS ini karna dalam mengadopsi IFRS banyak terdapat permasalahan yang harus dihadapi. Berikut ini permasalahan yang dihadapi dalam impementasi dan adopsi IFRS :
  • Translasi Standar Internasional
  • Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional
  • Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional
  • Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional Seperti contoh IFRS menekankan pada fair value dan meninggalkan historical value.
Sementara itu terdapat hambatan-hambatan konvergensi yang biasanya muncul atas beberapa isu akuntansi dan pelaporan keuangan seperti:
1.      Pengakuan dan pengukuran:
·         financial assets and derivative financial instruments, 
·         impairment losses, 
·         provisions, 
·         employee benefit liabilities, 
·         income taxes;
2.      Akuntansi Penggabungan Usaha
3.      Pengungkapan atas:
·         related party transactions, 
·         segment information.

Meskipun terdapat berbagai permasalahan atau hambatan untuk mengadopsi IFRS, sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi standar pelaporan keuangan Internasional (IFRS). Banyak pula negara yang telah mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standar nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor institusional dan pengguna laporan keuangan lainnya.
IFRS merupakan jawaban atas kebutuhan standar yang dapat dibandingkan dengan negara lain, SAK Indonesia merupakan SAK lokal yang sulit untuk dibandingkan dengan SAK negara lain.

0 komentar:

Posting Komentar