IFRS (International Financial Reporting Standard) merupakan
pedoman penyusunan laporan keuangan yang diterima secara global yang
diterbitkan oleh IASB (International Accounting Standard Board). Jika sebuah
negara menggunakan IFRS, berarti negara tersebut telah mengadopsi sistem
pelaporan keuangan yang berlaku secara global sehingga memungkinkan pasar dunia
mengerti tentang laporan keuangan perusahaan di negara tersebut berasal.
Tujuan
IFRS adalah memastikan bahwa laporan keuangan interim perusahaan untuk
periode-periode yang dimaksudkan dalam laporan keuangan tahunan, mengandung
informasi berkualitas tinggi yang:
- Menghasilkan transparansi bagi para pengguna dan dapat dibandingkan sepanjang periode yang disajikan,
- Menyediakan titik awal yang memadai untuk akuntansi yang berdasarkan pada IFRS,
- Dapat dihasilkan dengan biaya yang tidak melebihi manfaat untuk para pengguna.
Menurut
DSAK, pengadopsian IFRS dapat dibedakan menjadi lima tingkatan:
- Full Adoption pada tingkat ini suatu negara mengadopsi seluruh IFRS dan menterjemahkan word by word
- Adapted mengadopsi seluruh IFRS tetapi disesuaikan dengan kondisi di suatu negara.
- Piecemeal, suatu negara hanya mengadopsi sebagian nomor IFRS, yaitu nomorstandar atau paragraf tertentu.
- Referenced , standar yang diterapkan hanya mengacu pada IFRS tertentu denganbahasa dan paragraf yang disusun sendiri oleh badan pembuat standar.
- Not adoption at all, suatu negara sama sekali tidak mengadopsi IFRS.
Indonesia belum sepenuhnya memberlakukan IFRS ini karna
dalam mengadopsi IFRS banyak terdapat permasalahan yang harus dihadapi. Berikut
ini permasalahan yang dihadapi dalam impementasi dan adopsi IFRS :
- Translasi Standar Internasional
- Ketidaksesuaian Standar Internasional dengan Hukum Nasional
- Struktur dan Kompleksitas Standar Internasional
- Frekuensi Perubahan dan Kompleksitas Standar Internasional Seperti contoh IFRS menekankan pada fair value dan meninggalkan historical value.
Sementara itu terdapat hambatan-hambatan konvergensi yang
biasanya muncul atas beberapa isu akuntansi dan pelaporan keuangan seperti:
1. Pengakuan dan pengukuran:
·
financial
assets and derivative financial instruments,
·
impairment
losses,
·
provisions,
·
employee
benefit liabilities,
·
income
taxes;
2. Akuntansi Penggabungan Usaha
3. Pengungkapan atas:
·
related
party transactions,
·
segment
information.
Meskipun terdapat berbagai permasalahan atau hambatan untuk
mengadopsi IFRS, sejumlah besar perusahaan secara sukarela mengadopsi standar
pelaporan keuangan Internasional (IFRS). Banyak pula negara yang telah
mengadopsi IFRS secara keseluruhan dan menggunakan IFRS sebagai dasar standar
nasional. Hal ini dilakukan untuk menjawab permintaan investor institusional
dan pengguna laporan keuangan lainnya.
IFRS merupakan jawaban atas kebutuhan standar yang dapat
dibandingkan dengan negara lain, SAK Indonesia merupakan SAK lokal yang sulit
untuk dibandingkan dengan SAK negara lain.
0 komentar:
Posting Komentar